KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. Wb.
Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa
yang telah memberikan kemudahan dan karuniaNYA sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan hasil tugas merangkum buku Soekarno bapak bangsa.
Rangkuman ini di susun sebagai tugas
akhir semester mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII semester 1. Isi dari
rangkuman ini adalah sejarah hidup Soekarno dan perjuangannya untuk Negara
Indonesia. Tujuan merangkum buku ini adalah menginspirasi akan semangat
nasionalisme dan memberitahu para pemuda sekarang agar dapat menghargai
jasa-jasa para pahlawan, salah satunya adalah Soekarno.
Mungkin hanya ini yang dapat kami
sampaikan, semoga rangkuman kami ini bermanfaat dan dapat memberikan hal-hal
positif untuk kita semua. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam rangkuman
buku ini.
Wassalamualaikum
wr. Wb.
Magetan,
15 November 2013
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
Daftar Isi.......................................................................................................................... 2
Bab 1 Pendahuluan......................................................................................................... 5
Bab 2 Lahirnya Sang
Putra Fajar................................................................................. 7
A. Lahir
dari Rahim Bangsawan.......................................................................... 7
B. Doa
Sang Ayah............................................................................................... 8
C. Masa
Kecil Soekarno Bersama Sang Kakek................................................... 9
D. Bakat
Kepemimpinan Bung karno Terlihat Sejak Kecil.................................. 9
E. Sepenggal
Kisah tentang Bioskop “Kelas Kambing”..................................... 9
Bab 3 Dari aktivis
Pergerakan hingga Proklamator Kemerdekaan.......................... 11
A. Sekilas
tentang Riwayat Pendidikan Bung Karno.......................................... 11
B. Kemiskinan
yang Melecutkan Semangat Belajar............................................ 11
C. Aktivis
yang Selalu Membuat Penjajah Terusik.............................................. 13
D. Spirit
Perjuangan Bermula dari Tradisi Diskusi.............................................. 14
E. Mengawal
Kemerdekaan, Mengobarkan Semangat Bangsa........................... 14
F. Bung
Karno di Antara Tiga Ideologi Besar.................................................... 15
G. Ideologi
yang Menjadi Landasan Terbentuknya NKRI................................. 16
H. Komitmen
Merajut Integritas Bangsa............................................................. 16
Bab 4 Pesona Bung Karno
di Mata Istri-Istrinya........................................................ 17
A. Siti
Oetari (1921-1923..................................................................................... 17
B. Inggit
Garnasih (1923-1943)........................................................................... 17
C. Fatmawati
(1943-1956)................................................................................... 17
D. Hartini
(1952-1970)......................................................................................... 18
E. Kartini
Manoppo (1959-1968)........................................................................ 18
F. Ratna
Sari Dewi (1962-1970)......................................................................... 18
G. Haryati
(1963-1966)........................................................................................ 18
H. Yurike
Sanger (1964-1968)............................................................................. 19
I. Heldy
Djafar (1966-1969)............................................................................... 19
Bab 5 Sisi Unik Bung
Karno.......................................................................................... 20
A. Terbiasa
Makan Cepat..................................................................................... 20
B. Sejak
Kecil Sudah Berkelahi dengan Anak-Anak Belanda............................ 20
C. Kata-Katanya
Memukau dan Menyihir........................................................... 20
D. Selalu
Berbaur dengan Rakyat dan Cinta Budaya Bangsa............................. 21
E. Di
Barat, Bung Karno Dipanggil Ahmad....................................................... 21
F. Disuguhi
Tarian Bugil Bung Karno Menyemprot Amerika............................ 22
G. Kisah
Tentang Kumis Bung Karno................................................................. 22
H. Tidak
Pernah Minum Alkohol......................................................................... 22
I. Kisah
tentang Renang dan Komitmen Menepati Janji.................................... 23
J. Kebiasaan
Makan dan Minum Bung Karno di Istana..................................... 23
K. Kencing
di Atas Pesawat................................................................................ 23
L. Pengangkatan
Seorang Ajudan....................................................................... 24
M. Amerika
serikat Tak Berdaya Dikerjai Bung Karno....................................... 24
N. Pengalaman
Mistik.......................................................................................... 24
O. Rahasia
menjadi “Singa Podium”................................................................... 25
P. Kebiasaan
Menulis Surat untuk Sang Istri...................................................... 25
Q. Perintah
Pertama Sejak Diangkat menjadi Presiden....................................... 25
R. Kesaktian
Bung Karno.................................................................................... 26
S. Kisah
Sapu Tangan “Ajaib”............................................................................ 26
T. Menyediakan
Pelacur untuk Tentara Jepang................................................... 27
U. Sosok
yang Romantis...................................................................................... 27
V. Memilih
Perdana Menteri dengan Sebuah Permainan yang Unik................... 27
W. Beli
BH di Amerika........................................................................................ 27
X. Kisah
Bung Karno Sebagai Reinkarnasi Dewa Wisnu.................................... 28
Y. Kisah
Bung Karno dan Sudiyo di Istana........................................................ 28
Z. Bung
Karno Memergoki Polisi di Atas Pohon Sawo...................................... 28
Bab 6 …………………………………………………………………………………… 30
PENUTUP....................................................................................................................... 31
Bab
1
Pendahuluan
Dalam pidatonya
pada HUT Proklamasi 1956 Bung Karno berkata “ Tidak seorang pun yang menghitung
– hitung, berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku
berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya.” Maksudnya, Bung Karno hanya
ingin generasi bangsa kedepan adalah sosok – sosok yang jujur, penuh dedikasi,
dan tulus dalam memperjuangkan bangsa dan Negara. Diminta Bung Karno, seorang
pejuang sejati adalah ia yang dalam hidupnya selalu berfikir nasib dan masa
depan bangsanya. Dan juga ia yang selalu mengutamakan kepentingan atas nama
bangsa dari pada kepentingan dirinya sendiri.
Manusia itu
adalah khalifah, seorang khalifah sejatinya adalah mereka yang tidak berpikir “
apa yang telah bangsa dan Negara berikan kepadanya”, tetapi berpikir ”apa yang
telah dirinyaberikan kepada bangsa dan Negara”. Evangeline Booth ( 1865 – 1950
), mengatakan, “ Bukannya seberapa banyak tahun yang telah kita jalani yang
membuat hidup berarti,tapi apa yang kita lakukan dalam tahun – tahun tersebut.
Bukannya apa yang kita terima yang bermakna, tetapi apa yang kita berikan untuk
orang lain “ . Itulah yang menjadi prinsip hidup Bung Karno selama hidupnya, ia
betul –betul mengabdikan dirinya untuk bangsa dan Negara. Kepribadiannya yang
tegar tidak membuatnya surut mengibarkan
bendera merah outih ditengah gempuran penjajah. Pahlawan terhadap segala bentuk
kelaliman bagi Bung Karno adalah
harga mati yang tidak bias ditawar lagi. Seorang pejuang sejati tidak akan rela
melihat bangsanya dicabik – cabik, hak – haknya dirampas, dan masa depannya
disumbat. Tanggung jawab memkirkan nasib bangsanya yang luar biasa. Dan, Bung
Karna adalah salah satu pribadi yang telah mencontohkan semua itu.
Sejak Bung Karno
studi di Hogere Burger School (HBS) Surabaya, semangat juangnya meletup –letup
. Demikian juga ketika melanjutkan ke Technische Hoge School (THS) Bandung, api
perjuangan itu selalu bergelora. Sampai pada akhirnya lulus dikampus itu, Bung
Karno terus menggalang kegiatan untuk perlawanan terhadap penjajah. Pada
tanggal 29 Desember 1929, Bung Karno dan kawan –kawannya ditangkap oleh Belanda
di Yogyakarta dan dibawa ke Bandung.
Mengenang
perjuangan Bung Karno memang mengahdirkan semacam gairah atau motivasi bagi
kita. Itulah sebabnya, dalam upaya membangkitkan kembali semangat kebangsaan,
membaca biografi Bung Karno menjadi mutlak sifatnya. Buku ini berisi tentang
masa kecil hingga dewasa seorang aktivif dan proklamator kemerdekaan.
Namun demikian
dalam buku ini terdapat pembahasan khusus tentang sisi keunikan Bung Karno yang
tidak banyak diketahui orang . Membaca sisi atau sisi unik dari Bung Karno
memang sangat menghibur. Satu sisi kita menyadari bahwa Bung Karno, sebagai
manusia biasa,memiliki kebiasan – kebiasaan yang unik, seperti bercanda, dan
disisi yang lain membaca keunikan Bung Karno seolah mengahdirkan rasa rindu
kepada presiden pertama RI itu. Buku ini ditulis semata sebagai wujud
penghormatan kepada sosok Bung Karno yang jasa – jasanya sangat besar dan tak
mungkin kita lupakan.
Bab
2
Lahirnya Sang Putra Fajar
Lahirnya Sang Putra Fajar
A.
Lahir
dari Rahim Bangsawan
Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur
pada tanggal 6 Juni 1901. Ia lahir dari rahim seorang bangsawan. Ya, dari pasangan Raden Soekemi
Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai, lahir Sang Putra Fajar yang kelak
terkenal dan sosoknya dikenang sepanjang masa. Tapi,ketika baru lahir, Soekarno
diberi nama Koesno Sosrodihardjo oleh orang tuanya. Namu, karena alasan
Soekarno kecil sering sakit, maka namanya diganti menjadi Soekarno, tepat usia
lima tahun. Orang tua Soekarno memberi nama itu karena terinspirasi oleh
panglima perang dalam kisah Bharata Yudha, yaitu Karna. Barangkali orang tuanya
menginginkan Soekarno menjadi sosok pemberani yang tegas dan disegani.
Kedua orang tua Soekarno adalah sosok – sosok yang saat itu
memang disegani. Raden Soekemi adalah seorang guru, sedangkan ibunya, Nyoman
Rai, merupakan keturunan bangsawan dari Bali yang beragama Hindu. Awal
pertemuan dua sosok yang berjasa dalam hidup Soekarno itu ialah terjadi ketika
ayah Soekarno mengajar di sekolah dasar Pribumi di Singaraja, Bali. Saat itulah
benih – benih cinta sepasang kekasih yang kelak melahirkan Sang Putra Fajar itu
terjalin.
Kasta Brahma melekat pada ibunya, dimana dalam sejarah
disebutkan bahwa nenek moyang Soekarno dari piha ibu adalah pahlawan – pahlawan
dalam perang Puputan, termasuk Raja Singasari terakhir. Sedangkan dari pihak
ayah,jalur bangsawan melekat pada sosok Raden Soekemi, meskipun semasa hidupnya
ia memilih hidup sederhana. Saat Soekarno lahir sebelum matahari merekah,
banyak orang yang percaya bahwa itu adalah tanda – tanda kebesaran pada sosok
bayi yang lahir. Masyarakat Jawa saat itu percaya bahwa siapa pun yang lahir
saat sang surya belum menampakan sinarnya, maka kelak orang itu menjadi orang
yang besar dan disegani.
Meskipun Soekarno lahir dari rahim bangsawan, namun kedua orang
tuanya menjalani hidup yang sangat pas – pasan dan sering kali hidup serba
kekurangan. Ayah dan Ibunya kadang makan apa adanya. Soekarno juga harus
menerima kondisi keluarganya yang miskin itu. Dalam banyak cerita disebutkan
bahwa saat anak – anak yang lain sudah memegang mainan yang dibelikan orang tua
mereka, Soekarno hanya bisa menatap saja.
Kisah hidup Soekarno dan kedua orang tuanya memang terbilang
melarat, tapi tidak membuatnya minder. Justru lewati situasi yang pahit itulah,
Soekarno terdidik menjadi pribadi yang tangguh, matang, dan pekerja keras.
Konon, dari saking melaratnya, ibu Soekarno kadang membeli padi yang masih
harus ditumbuk unuk memperoleh butiran beras. Hal ini dia lakukan untuk
menghemat uang satu sen agar bisa membeli sayur. Kondisi seperti itulah yang
membuat Koesna mengerti bagaimana menjalani hidup ditengah situasi yang serba
terbatas. Pengalaman pahit itulah yang membuatnya mengerti bagaimana pentingnya
kerja keras dan cita – cita setinggi langit harus dipancangkan, meskipun hidup
serba kekurangan.
B.
Doa
Sang Ayah
Sebagai
orang tua, tentu Raden Soekemi Sosrodihardjo selalu mendoakan anaknya agar
tumbuh besar menjadi pribadi yang luhur dan terhormat, dan tercapailah cita –
cita yang diimpikannya. Namun, ada satu doa yang paling diingat oleh Bung Karno
ketika ia mengenang kembali sosok ayahnya. Doa itu ialah saat Soekarno kecil
ditimpa penyakit yang seolah tak putus – putus. Karena penyakitan akhirnya sang
ayah mengubah nama anaknya itu dengan harapan tidak sakit lagi. Dari Koesna
Sosrodihardjo menjadi Soekarno. Ketika hendak menggani nama baru itulah, sang
ayah menyelipkan sebuah doa, dimana doa itu tersirat dibalik nama “ Karno ’’ .
Bung Karno menyadari betapa nama yang diberikan kepadanya itu tak lain adalah
sebuah doa.
Doa
sang ayah yang terselip dibalik nama itu adalah sebuah “ jimat ’’ yang memberikan keberuntungan
kepada Bung Karno. Tidak hanya terhindar dari berbagai penyakit yang terus –
menerus menerpanya. Bung Karno juga tumbuh menjadi anak yang kuat,sabar,
sekaligus pemberani. Ia merasakan ada doa yang dititipkan sang ayah lewat
pemberian nama itu. Barangkali karena ketabahan dan ketulusanna dalam menjalani
kehidupan yang serba sulit, Tuhan mengabulkan doa Raden Soekemi agar kelak Bung
Karno menjadi sosok yang berjiwa besar. Atas dasar itulah, Bung Karno merasa
berutang budi yang sangat besar kepada ayahnya. “Bapakku seorang guru yang
keras. Sekalipun sudah berjam – jam, ia masih tega menyuruhku belajar membaca
dan menulis. Tapi ayahku mempunyai keyakinan, bahwa anaknya yang lahir di saat
fajar menyingsing itu kelak akan menjadi orang, “ Kenang Bung Karno ’’ .
C.
Masa
Kecil Soekarno Bersama Sang Kakek.
Soekarno hanya menghabiskan sedikit masa
kecilnya dengan orang tuanya. Ayah dan ibunya menitipkan Koesno ke Tulungagung,
yakni sang kakek Raden Hardjokromo. Raden Hardjokromo sangat disegani dan
dihormati oleh masyarakat sekitar. Kakek Soekarno ini, konon, menjalani laku kabatinan sehingga menjadikannya
sebagai sosok yang bersahaja, peduli pada sesama, dan bahkan sering membanting
persoalan – persoalan hidup yang di alami oleh masyarakat sekitar.
Sejak umur tiga tahunan, Soekarno menjalani
masa – masa kecilnya bersama sang kakek. Sang kakek berhasil mendidik Soekarno
kecil sebagai pribadi yang berani dan tidak cengeng. Karakter yang tegas,
pemberani, tapi juga ramah dan penuh pengertian dalam menjalani persahabatan
dengan teman – teman sebayanya telah melekat kuat dalam diri Soekarno sejak
usia 4 tahunan. Keberanian Soekarno saat masih kecil terlihat ketika ia bermain
panjat pohon bersama teman – temannya.
D.
Bakat
Kepemimpinan Bung Karno Terlihat sejak Kecil
Sejak kecil, ketika masih di asuh oleh
sang kakek,bakat kepemimpinan Bung Karno sudah terlihat, namun tidak
disadarinya. Misalnya, ketika bermain jadi “ sais ’’ ketimbang jadi “ penumpang
” . Bahkan, Bung Karno pernah berlatih pidato di malam hari dengan naik ke atas
meja kamarnya.
Saat Bung Karno melanjutkan ke Surabaya dan menempati sebuah
pondokan milik Tjokroaminoto, bakat kepemimpinan yang ada dalam dirinya sudah
terasah dan ia menyadari tentang semua itu. Bung Karno menjadi sosok yang
teramat rajin belajar, berorganisasi, serta mengasah intelektualitasnya dengan
membaca dan membaca. Apalagi ketika studi ke Bandung ia semakin aktif dalam
banyak kegiatan yang membuatnya selalu diincar oleh Belanda. Ketika ia masih
sekolah bersama teman – teman sepermainannya ia selalu “ bertingkah aneh ”.
Bung Karno, konon, selalu membuat guru sekolahnya geleng – geleng kepala karena
tingkahnya yang aneh, tapi mengagumkan. Kenyelenehan sekaligus kecerdasan Bung
Karno seolah menjadi pertanda bahwa sejak kecil ia memang memiliki bakat
menjadi orang besar, hebat, dan sosok pemimpin yang kharismatik, serta disegani
banyak orang.
E.
Sepenggal
kisah tentang Bioskop “Kelas Kambing”
Suatu
ketika, Soekarno muda dan Sukarmini hendak mencari hiburan untuk mengusir
kebosanan, sesuai dengan persediaan uang. Karenan persdiaan yang pas – pasan,
mereka berdua sepakat mencari hiburan dengan bioskop kelas IV atau yang lebih
popular saat itu disebut sebagai “ Kelas Kambing”. Karena kelas ini termasuk
yang paling murah, maka tempat duduknya terletak di belakang layar. Bung Karno
dan Sukarmini duduk diatas deretan papan kayu kasar
Karena
perkembangan teknologi tidak secanggih sekarang, bioskop dimasa itu hanya
menayangkan film bisu. Hanya ada gambar dan teks tanpa suara. Duduk dibelakang
layar membuat Bung Karno dan Sukarmini serta penonton “Kelas Kambing” lainnya
harus membaca teks terbaik dari kiri kekanan dan itu tidak gampang. Sukarmini
punya cerita yang membuat kita terpingkal – pingkal mendengarnya. Ceritanya
begini, saat itu, dia sedang menyaksikan film tinju kelas berat antara Jack
Johnson dan Jeffries, usai menonton film, Sukarmini sempat berdebat dengan
temannya soal arah pukulan Jack Johnson yang membuat Jeffries kalah K.O
Teman
Sukarmini yang berkembangsaan Belanda yakin pukulan itu dilayangkan dengan tangan
kanan, sedangkan Sukarmini yakin pukulan itu dating dari tangan kiri. Setelah
lama berdebat, akhirnya Sukarmini sadar kalau posisi duduknya dibelakang layar
yang membuat gerakan maupun teks yang ditampilkan difilm itu terkesan dari kiri
kekanan.
Bab 3
Dari Aktivis pergerakan
hingga Proklamator Kemerdekaan
A.
Sekilas
tentang Riwayat Pendidikan Bung Karno
Keluarga
Soekarno begitu peduli dengan pendidikan, Ayah dan Ibunya sadar betapa
pentingnya pendidikan bagi anaknya yang kelak dikenal sebagai “Sang Putra
Fajar” itu. Pindahnya keluarga dari Tulungagung ke Mojokerto menjadi berkah
tersendiri bagi Soekarno, sebab dikota itu, Soekarno menimba ilmu di Erste
Inlandse Schod.
Pada
bulan juni 1911, orang tuanya memindahkan Soekarno ke Europeesche Lagere
School ( ELS ) . Hal ini sengaja
dilakukan agar Soekarno bisa diterima dengan mudah di Hoogere Burger School (
HBS ). Hingga pada tahun 1915, ketika pendidikan formal itu sudah selesai,
Soekarno dengan percaya diri melanjutkan ke HBS Surabaya. Riwayat Pendidikan
Soekarno di HBS Surabaya ini ada tiga tokoh besar dan berpengaruh dalam
hidupnya, yakni H.O.S. Tjokroaminoto. Atas bantuan Tjokro, Soekarno bias
diterima di HBS Surabaya. Bahkan, Tjokro rela memberikan sebuah tempat tinggal
bagi Soekarno agar ia bias belajar dengan tenang dan serius. Tjokro adalah
kawan ayah Soekarno.
Dimata
Tjokro, Soekarno adalah anak muda yang sangat cerdas, potensial, dan penuh
keseriusan dalam belajar. Salah satu bakat potensial yang dikagumi Tjokro dari
Soekarno ialah kegemarannya menulis. Bakat menulis Soekarno terlihat ketika
salah seorang pengurus Sarekat Islam ( SI ) mengajak Soekarno muda membuat
tulisan. Tulisan itu akan diterbitkan dimajalah Utusan Hindia. Bakat menulis
Soekarno benar – benar terlihat pada tanggal 21 Januari 1921, tulisannya dimuat
dihalaman depan majalah tersebut. Dengan judul “Nasibia SI” Soekarno membuat
Tjokro dan pengurus SI lainnya terkagum – kagum.
Sejak
saat itu, Soekarno belajar dengan tekun bagaimana menulis dengan baik. Nyaris
setiap minggu majalah Utusan Hindia membuat tulisan Soekarno. Tahun 1920,
Soekarno berhasil menamatkan Pendidikannya di HBS Surabaya. Setelah lulus di
HBS, Soekarno pindah ke Bandung untuk melanjutkan ke THS ( Technische Hooge
Schod ). Di THS, Soekarno juga membuktikan kesungguhan atau Komitmennya dalam
belajar. Pada tanggal 25 Mei 1926, gelar Insinyur ( ir ) sudah dia raih.
B.
Kemiskinan
yang Melecutkan Semangat Belajar.
Konisi
social – ekonomi yang pas – pasan dan membuatnya hidup melarat, tak lantas
membuat Bung Karno berkecil hati. Ia sadar bahwa penghasilan orang tuanya tak
cukup untuk membiayai pendidikan yang dicita – citakan. Tetapi Bung Karno
adalah sosok yang berjiwa besar. Ia tumbuh besar menjadi pribadi yang pemberani
dan menerima dengan lapang dada kondisi social ekonomi yang ditakdirkan Tuhan
kepada orang tuanya.
Ayahnya
tidak pernah mendidik Bung Karno dengan manja. Demikian juga ibunya yang selalu
menyayangi dan memotivasi Bung Karno agar belajar dengan semangat. Hanya dengan
memahami luasnya ilmu pengetahuan, Bung Karno sadar bangsa ini akan meraih masa
depan yang gemilang. Itulah sebabnya, ia tidak pesimis dengan kemiskinan yang
disandang keluarganya. Ia hanya berfikir bahwa dengan belajar, cita – cita
setinggi langit bias dicapai.
Ketika
melanjutkan studi ke HBS Surabaya, Bung Karno menunjukkan semangat itu.
Kemiskinan yang melilit kehidupan keluarganya menjadi motivasi yang luarbiasa.
Ia ingin menunjukkan kepada keluarga bahwa mereka tidak sia – sia telah
menyekolahkan dirinya ke Surabaya. Dia tidak pernah minder berhadapan dengan
orang – orang kaya, juga tidak keder dengan sosok – sosok kritis dan cerdas.
Bagi Bung Karno, mereka tetaplah teman, tetapi lawan dalam belajar.
Bung
Karno menjadi sosok yang cerdas karena ia memiliki semangat belajar yang
tinggi. Kelak, ketika Bung Karno memimpin negeri ini dinegara – Negara Barat Namanya menggaung. Sangat popular, Bung
Karno tumbuh besar menjadi sosok yang hebat dan berpengetahuan luas karena ia
memiliki semangat belajar yang tinggi. Semangat belajar Bung Karno terbentuk
oleh suatu komitmen bahwa ia harus melahap sebanyak mungkin disiplin, ilmu atau
pengetahuan.
Rasa
haus terhadap ilmu pengetahuan yang ditunjukkan oleh Bung Karno membuat dirinya tumbuh menjadi sosok yang
cerdas dan tidak hanya disegani kawan – kawannya, tapi juga guru dan dosen –
dosennya. Saat itu, Indonesia dalam situasi mencekam, sedang dijajah oleh
Belanda. Tentu saja Bung Karno belajar dengan giat untuk menaklukan orang –
orang asing yang telah membuat rakyat Indonesia menderita.
Tentang
semangat belajarnya yang laur biasa itu, suatu ketika Bung Karno pernah
mengatakan, “Aku Mencari Hiburan Dilapangan Lain, aku meninggalkan dunia yang
fana ini masuk kedalam dunia yang lebih abadi, lebih besar, lebih mulia, lebih
berisi yaitu alamnya ilmu, alamnya akal, alamnya batin, alam yang oleh orang
Inggris dinamakan The World of Mind. Aku baca buku – buku tatkala kawan – kawanku pemuda
hanya mengetahui kitab – kitab dari sekolah saja, aku telah membaca diluar seko
C.
Aktivis
Yang Selalu Membuat Penjajah Terusik
Ketika
masih menempuh pendidikan di HBS Surabaya hingga melanjutkan ke THS Bandung,
ketika mungkin hanya melihat Soekarno sebagai anak muda yang rajin belajar,
membaca buku, dan berdiskusi.
Ia adalah seorang aktivis yang pemikiran dan gerakannya membuat penjajah
terusik. Sejak masih menempuh pendidikan formal, Belanda sudah mencium aroma
perlawanan dari anak muda bernama Soekarno itu.
Ketika
masih di Surabaya Soekarno pernah aktif menjadi anggota Jong Java cabang
Surabaya pada tahun 1915. Saat itu, Soekarno dengan berani menyebut bahwa sifat
organisasi tersebut sangat jawa –sentris. Itulah sebabnya, dalam rapat pleno
tahunan yang diadakan Jong Java cabang Surabaya, Soekarno menggemparkan siding
dengan berpidato menggunakan bahasa jawa kasar dan mengkritik sikap organisasi
yang hanya memikirkan masalah kebudayaan saja.
Demikian
juga ketika kuliah di THS, Soekarno semakin menemuka ruang efektif, konduktif,
dan efektif dalam mengembangkan gagasan – gagasannya, Bahkan, ia pernah
berpiadato dihadapan ribuan orang, uang membuatnya selalu diawasi oleh Belanda
sosok Soekarno yang pemberani sejak masih kuliah membuatnya dikagumi oleh
rakyat. Aktivitas Soekarno sebagai aktivis tidak hanya menyita perhatian
Belanda, tapi juga Profesor Klopper yang tidak lain adalah kepala THS. Tanggal
25 Mei 1929, Soekarno resmi diwisuda.
Soekarno
bergerak aktif mengobarkan semangat rakyat. Ia ingin melihat bangsa yang
dicintainya terbatas dari cengkeraman penjajah yang tidak tahu diri itu.
Puncaknya ialah ketika Soekarno merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan
PNI ( Partai Nasional Indonesia ) pada tanggal 4 Juli 1927. Kabar itu tentu saja
membuat Belanda naik darah. PNI sendiri yang dibentuk oleh Soekarno bertujuan
agar Indonesia merdeka, terbebas dari tering – taring penjajah yang kejam.
Pada
tanggal 29 Desember 1929, Belanda menangkap Soekarno dan memasukannya ke
penjara Sukamiskin,Bandung. Ia benar- benar diawasi oleh Belanda karena pikiran
dan gerakannya dinilai dapat merongrong kekuasaan Belanda. Dipenjara ia
berkumpul dengan orang elite. Tapi, disisi lain, Soekarno tetap sabar dan
menunggu momen yang tepat untuk menggugat kebijakkan Belanda yang memasukkan
dirinya ke dalam penjara.
Saat
dipenjara, hanya Inggi Garnasih, istri tercintanya yang setia menjenguk
Soekarno. Bahkan berkat Inggitlah Soekarn menemukan ide – ide cerdas bagaimana
ia dapat mengetahui situasi yang terjadi di luar, ketika Inggit mengirim telur
kepada suaminya itu, ada bahasa atau “ kode rahasia ” yang disampaikan. Bila
Inggit mengirim telur asin, berarti diluar ada kabar buruk yang menimpa rekan –
rekan Soekarno. Ketika telur yang dikirim ke Soekarno telah di tusuk – tusuk
dengan jarum halus, berarti ada pesan yang dtangkap oleh Soekarno. Lewat media
telur, Soekarno bias sedikit membaca situasi diluar, meskipun tidak detail.
D.
Spirit
Perjuangan Bermula dari Tradisi Diskusi
Ketika
Soekarno muda melanjutkan studinya di THS Bandung, dan tinggal disebuah rumah
kost milik Inggit Garnasih, tradisi diskusi yang merupakan medium pematang
intelektualitas mungkin sebelumnya kurang begitu hidup. Tradisi intelektual
sebagaimana yang dilakukan oleh Soekarno itu merupakan sebentuk kesadaran
kebangsaan yang salah satunya adalah untuk membangkitkan semangat perlawanan
terhadap pemerintah colonial Belanda. Sebagai mahasiswa dengan gelar “ Agent of
Change ”, tak mungkin Soekarno tinggal diam ditengah situasi yang amat
mencekam.
Saat
di Bandung, Bung Karno sering kali mengobarkan semangat teman – teman
belajarnya dengan cara mengadakan diskusi – diskusi kecil, tapi bermutu. Tukar
gagasan adalah tradisi yang dikembangkan menyangkut social – politik. Dari
diskusi itulah muncul semangat membela tanah air yang ada di benak Bung Karno
pada saat itu adalah bagaimana spirit kebangasaan tertanam kuat di dalam
dirinya. Dan, tradisis\ diskusi di anggap paling efektif untuk membangkitkan
itu.
Bung
karno menyadari bahwa akibat dari kekerdilan bangsa ini, ratusan tahun bangsa
Indonesia ialah di injak – injak kehormatannya. Dengan demikian, yang didealkan
Bung Karno ialah bagaimana bangsa Indonesia bersama – sama membangun komitmen,
mengejar ketertinggalan, meneruskan perjuangan, dan cita – cita bangsa yang
sudah lama tidak menyala. Bagi Bung Karno, hanya dengan rasa cinta yang besat
kita akan bergerak menuju suatu lorong panjang bernama “ Kemerdekaan”. Tradisi
diskusi digalakkan oleh Bung Karno secara sembunyi – sembunyi. Tujuannya adalah
merapatkan barisan sebagai suatu bangsa yang memiliki cita – cita tinggi, yakni
“Kemerdekaan” dalam maknanya yang luas.
E.
Mengawal
Kemerdekaan, mengorbankan semangat kebangsaan
Bung
Karno berkali – kali menjadi sorotan Belanda. Bahkan, ia pernah mendekam
disebuah penjara yang pengap, semata karena Belanda memahami betapa
berbahayanya dia. Namun, berkat ketulusan dan kegigihannya dalam berjuang, pada
akhirnya Bung Karno mampu membawa bangsa ini keluar dari cengkraman penjajah.
Jutaan rakyat yang seolah tidur dan melupakan betapa pentingnya melawan
penjajah, dibangunkan oleh Bung Karno dengan gerakan – gerakannya yang
provokatif.
Pada
tanggal 17 Agustus, ada peristiwa penting yang kita kenal dengan “Proklamasi
Kemerdekaan Bangsa Indonesia”. Dihadapan rakyat Indonesia, Bung Karno berpidato
dengan penuh semangat untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia. Ketika Bung Karno
berpidayo dihari yang sacral itu, seluruh rakyat di Indonesia seolah disatukan
dalam sebuah semangat, satu perjuangan menegakkan Indonesia tercinta.
F.
Bung
Karno diantara Tiga Ideologi Besar.
Soekarno
juga penganut sejati tiga ideology besar :Nasionalisme, Agama, dan Komunisme
(nasakom). Soekarno pernah menulis tentang “Nasionalisme,Islamisme, dan
Marxisme” di Indonesia Moeda (IM) yang diterbitkan oleh Comite Persatuan
Indonesia (CPI). Soekarno memandang nasionalisme sebagai suatu paham yang harus
senantiasa dijadikan napas.
Kapitalis
dimata Soekarno adalah sebentuk ideology yang cukup berbahaya karena
mengakibatkan penindasan terhadap rakyat miskin. Karena itu, dengan ideology
sosialisme – maxismenya, ia tidak ragu mengklaim bahwa kapitalisme, sejatinya
adalah bentuk dari kejahatan yang terselubung, penindasan berkedok
kesejahteraan dan keadilan.
Sedangkan
agama Islam sendiri (sebagai wujud dari Islamisme yang menjadi spirit Soekarno
dalam menentang Kapitalisme), mengajarkan pentingnya kebersamaan dan kepedulian
antar sesama.
Soekarno dan Islam
Relegiusites
ke beragaman Soekarno berpijak pada semangat inklusifisme, yakni keterbukaan
untuk menerima kebesaran yang ada pada agama lain. Ketika Soekarno mengatakan
bahwa ia adalah Muslim sekaligus Kristen, dan Hindu, sejatinya ia ingin
menandaskan bahwa tak ada klaim kebenaran selama kita masih berada pada jalur
pencarian.
Soekarno
mengaku pertama kali mengenalMarxisme melalui Alimin ketika ia tinggal disebuah
asrama di Surabaya. Moeso dan Samaun sangat berpengaruh dan mempunyai peran
yang sangat signifikan dalam mentransfer pengetahuan sosialismenya kepada
Soekarno. Tjipto Mangunkusumo dan Donwes Dokker ini juga tidak bias
dikesampingkan perannya dalam membantu Soekarno menjadi sosok yang cukup
disegani dan dihormati, berwawasan luas dan terbuka.
G.
Ideologi
yang menjadi landasan terbentuknya NKRI.
Tiga
ideology besar yang dipegang Bung Karno juga bijak dalam merumuskan Indonesia
sebagai sebuah Negara. Bersam kawan – kawan seperjuangannya, Bung Karno mencoba
sebisa mungkin merangkul semua elemen masyarakat, elemen suku yang terbentang
luas dari Sabang samapai Merauke, dalam satu wadah bernama Negara Kesatuan
Republik Indonesia ( NKRI )
Istilah
NKRI dipakai oleh Bung Karno dan para pendiri Negara ini untuk menunjukkan
bahwa ia adalah sebuah Negara dengan kepemimpinan tunggal dan arah perjalanan
hidup yang sama bagi warga bangsa. Berawal dari Republik Indonesia Serikat
(RIS) yang terbentuk federasi, negeri ini kemudian disepakati berbentuk NKRI
yang sekaligus menandai pembubaran secara resmi Negara RIS. NKRI sendiri
mencita – citakan terbangunnya kesatuan bangsa dalam mewujudkan kehidupan
negeri yang adil, makmur, dan sentosa.
Pada
rapat gabungan parlemen dan senat RIS tanggal 15 Agustus 1950, Prisiden RIS,
Soekarno, membacakan piagam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Kesatuan dan persatuan diperlukan dalam mewujudkan kemerdekaan kesatuan
dan persatuan untuk menyatu padukan komitmen kebangsaan, bahwa kita memang
berbeda tapi satu tujuan.
H.
Komitmen
Merajut Integritas Bangsa
Dalam
salah satu pidatonya pada tanggal ( 18 Desember 1965, Soekarno menyinggung
tentang pentingnya mewujudkan suatu peradaban yang besar. Sepanjang sejarah
berdirinya Republik ini, banyak kita jumpai konflik – konflik horizontal yang
akar persoalannya dipicu oleh semangat eksklusifisme, baik yang bernuansa etnis
atau agama. Semangat – semangat eksklusif seperti itulah yang tak dikehendaki
oleh Bung Karno karena pada gilirannya hanya menyebabkan jurang disintegrasi.
Ketika
semangat intergritas bangsa sudah sedemikian berkobar dan terinternalisasikan
dalam jiwa masing – masing individu, maka tidak mustahil bangsa Indonesia akan
meraih peradaban gemilang, sebagaimana yang dicita – citakan. Semangat
integritas yang dirumuskan oleh Bung Karno meniscayakan bahwa bangsa ini harus
bersatu dalam mewujudkan Indonesia masa depan
Bab 4
Pesona Bung Karno di
Mata Istri – Istrinya
A. Siti Oetari ( 1921 –
1923 )
Siti Oetari, anak
Tjokroaminoto yang waktu itu masih berusia 16 tahun, ingin dijodohkan dengan
Soekarno. Kisah perjodohan Oetari – Soekarno bermula ketika adik Tjokro menemui
Soekarno ia membujuk dan merayu agar bersedia menikahi Oetari.
Soekarno akhirnya
menikahi Oetari yang masih muda ditahun 1921. Saat itu usia Soekarno 20 tahun,
sedangkan Oetari 16 tahun. Dimata Oetari, Soekarno adalah sosok pemberani yang
memiliki obsesi tinggi, semangat yang tak pernah redup untuk belajar dan
berjuag. Pesona Soekarnolah yang membuat Oetari memiliki semangat hidup, pesona
Soekarnolah yang membuat putrid Tjokro itu tak kuasa memendam api cinta,
meskipun barkali – kali Soekarno menganggapnya sebagai adiknya sendiri.
B. Inggit Garnasih (1923 –
1943)
Inggit hanyalah anak
petani desa dari pasangan Ardjipan dan Amsi. Inggit lahir pada 17 Februari 1888
di desa Komasan, Banjaran, Kabupaten Bandung. Kegigihan Inggit dalam membantu
perjuangan Soekarno tidak lepas dari kesamaan visinya, yakni menuju cita – cita
kemerdekaan dan mewujudkan kehidupan yang lebih beradab. Sisi inilah yang
membuat Soekarno rela melepas Siti Oetari yang dianggap masih belia, dan
menemukan tempat pelabuhan cinta dan cita – citanya pada diri Inggit.
Bagi Inggit, pesona
Soekarno melebihi siapapun dalam hidupnya. Soekarno adalah laki – laki yang
penuh karisma, yang mengerti bagaimana memperlakukan wanita serta mencintainya
dengan setulus hati.
C. Fatmawati (1943 – 1956)
Kisah cinta Soekarno –
Fatmawati adalah kisah yang penuh kenangan, kasih saying, dan ketulusan. Dari
pasangan Hassan Din dan Siti Chodijah, Fatimah dilahirkan pada tanggal 1 Juni
1943, Soekarno menikahinya. Dari pernikahan itu, ia dikaruniai lima orang putra
dan putrid, yaitu Guntur Soekarno Putra, Megawati Soekarno Putri, Rachmawati
Soekarno Putri, Sukmawati Soekaro Putri, dan Guruh Soekarno Putra.
Fatmawati adalah orang
yang menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada
upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus
1945. Soekarno menyukai perempuan dengan keasliannya. Fatmawati merasakan ada
pesona yang berbeda dalam diri Bung Karno.
D. Hartini (1952 – 1970)
Saat kunjungan ke
Salatiga, Soekarno bertemu dengan
seorang janda bernama Hartini. Usianya sekitar 29 tahun. Janda yang berprofesi
sebagai dokter itu membuat api cinta Soekarno berkobar – kobar. Hartini
terpesona dengan kegagahan Soekarno, laki – laki yang memiliki karisma dimata
para wanita.
Soekarno akhirnya menikahi Hartini. Pernikahan itu membuahkan
dua putra, yaitu Taufan dan Bayu. Dimata Soekarno, Hartini adalah sosok wanita
yang bijak, sopan, dan penurut. Dimata Hartini, soekarno benar-benar mempesona.
Ia adalah suami yang sanggup menyayangi istrinya dengan penuh pengertian.
E. Kartini Manoppo (1959 –
1968).
Ketika Soekarno melihat
sosok Kartini dalam lukisan, seketika itu juga Soekarno terkagum-kagum. Sekitar
tahun 1959, Soekarno menikahi Kartini. Pasangan ini membuahkan anak bernama
Totok Suryawan Sukarno. Dimata kartini, Soekarno adalah suami yang luar biasa.
Sikapnya sangat mengagumkan. Pesona Soekarno dimata Kartini tak membuatnya
berpikir dua kali ketika sang presiden meminangnya.
F. Ratna Sari Dewi (1962 –
1970)
Pada tahun 1962, Bung
Karno akhirnya menikahi Dewi yang saat itu berusia 19 tahun. Sementara, Bung
Karno berusia 57 tahun. Di mata Dewi, Bung Karno adalah suami yang begitu
tegar, pemberani, dan mau mengambil resiko apapun demi bangsa dan Negara. Di
mata Dewi, pesona Bung Karno sungguh sangat mengagumkan.
G. Haryati (1963 – 1966)
Presiden pertama RI
menikahi Haryati pada 21 Mei 1963 lewat KUA Gambir. Sebagai penari istana,
Haryati tak bias menyembunyikan kekagumannya kepada Bung Karno yang dengan
terang-terangan mengatakan cinta kepadanya.
H. Yurike Sanger (1964 –
1968)
Pada tanggal 6 Agustus
1964, presiden RI pertama akhirnya secara resmi menikahi seorang gadis yang
masih pelajar. Ketika dinikahi dan resmi menjadi istrinya, Yurike juga tidak
menampik bahwa Bung Karno memang sosok laki-laki yang memiliki pesona luar
biasa.
I. Heldy Djafar (1966 –
1969)
Heldy Djafar adalah
istri terakhir yang dinikahi Soekarno. Sang presiden menikahi wanita cantik itu
pada tahun 1966. Di mata Heldy, Soekarno adalah sosok yang begitu bersahaja,
karismatik, dan pesonanya mampu menaklukkan hati wanita. Bagi Heldy, Soekarno
adalah tipe Suami yang memiliki pesona luar biasa. Soekarno dimata Heldy memang
menyejukkan.
Bab 5
Sisi
Unik Bung Karno
A. Terbiasa Makan Cepat
Konon, Bung Karno memiliki kebiasaan makan cepat sudah masih
muda, yakni ketika keluarnya masuk penjara. Nah, ketika dirinya mendekam di
penjara, Bung Karno terpaksa makan cepat karena waktunya dibatasi. Belanda
memberitakan jatah tidak lebih 5 menit. Apalagi Belanda memang jengkel terhadap
Bung Karno yang dinilai sangat berbahaya. Dalam kondisi seperti itu, Bung Karno
akhirnya terbiasa makan cepat sesuai aturan penjara. Kebiasaan itulah yang
terbawa hingga dirinya menjadi presiden dan pemimpin besar revolusi.
B. Sejak Kecil Sudah Berkelahi dengan Anak-anak
Belanda
Bandel, pemberani, suka berkelahi, dan Sekian stempel
kenakalan Soekarno seolah menghiasi masa kecilnya. Saat di Mojokerto, Soekarno
belajar di Europesche Lageere School (ELS). Sekolah Dasar Eropa. Diusia 12
tahun, Soekarno sudah punya pasukan pengikut yang setia. Bahkan, mereka juga
siap berada di pihak Soekarno jika suatu saat berkelahi lagi dengan anak-anak
Belanda. Di hadapan anak-anak Belanda yang merasa lebih tinggi, Soekarno tidak
takut. Karakter itulah yang masih melekat sampai ia dewasa dan menjadi
proklamator kemerdekaan Indonesia.
C. Kata-katanya Memukau dan Menyihir
Sangat beralasan jika kita menyebut bahwa Bung Karno adalah
satu-satunya presiden yang dimiliki bangsa ini yang kata-katanya memukau dan
sekaligus menyihir siapa saja yang mendengarnya. Berikut beberapa cuplikan
kata-kata Bung Karno yang sangat khas dan memiliki magic.
1. “ Kita bangsa
besar, bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, tidak akan meminta-minta,
apalagi jika bantuan itu diembel-embeli dengan syarat! Lebih baik makan gaplek
tetapi merdeka, daripada makan bestik, tetapi budak.”
2. “Perjuanganku
lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan sulit karena
melawan bangsamu sendiri.”
3. “Berikan aku 1.000
orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku pemuda,
niscaya akan kuguncangkan dunia.”
4. “Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”
5. “Jadikan deritaku
ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya.
Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan seorang presiden sekalipun
ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan,
diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.”
6. “Barang yang tidak
percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri
sebagai suatu bangsa yang merdeka.”
D. Selalu Berbaur dengan Rakyat dan Cinta Budaya
Bangsa
Presiden Soekarno dikenal sangat dekat dengan rakyat. Sejak
pertama kali dikukuhkan sebagai presiden pertama RI, Bung Karno sering berbaur
dengan rakyat. Ditengah kesibukannya sebagai pemimpin, ia masih berbaur tanpa
ada kepentingan apapun, kecuali semata menabur cinta dan kasih sayang.
Bung Karno juga dikenal sebagai sosok presiden yang cinta
budaya bangsanya sendiri. Sejak kecil, ketika masih diasuh oleh kakeknya, Bung
Karno sudah memperlihatkan kesukaannya pada budaya bangsa, salah satunya
terhadap wayang. Bahkan ketika di sekolah, anak-anak yang lain belajar mata
pelajaran dengan serius, Bung Karno kecil justru menggambar wayang.
Ketika menjadi presiden, kecintaan Bung Karno terhadap budaya
bangsa semakin dalam. Kemana pun ia pergi, identitas budaya bangsanya selalu
melekat kuat.
E. Di Barat, Bung Karno Dipanggil Ahmad
Dibeberapa negara, nama Soekarno kadang-kadang ditulis”
Achmed Soekarno”. Konon, panggilan dan penulisan kata “Ahmad” itu pertama kali
terjadi ketika Bung Karno berkunjung ke Amerika Serikat. Saat itu, sejumlah
wartawan bertanya-tanya, “Siapa nama kecil Soekarno?” Mereka, para wartawan
itu, tidak mengerti kebiasaan sebagai masyarakat di Indonesia yang hanya
menggunakan suatu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga. Tapi para
wartawan itu tiba-tiba hanya menambahkan nama “Ahmad” didepan nama “Soekarno”.
Jadilah Soekarno dipanggil Ahmad.
Dari mana jejak nama “Ahmad” itu, kita hanya tahu bahwa
berkat nama itu Bung Karno seolah menjadi terkenal. Dan, uniknya nama itu juga
menegaskan identitas kemusliman Bung Karno.
F. Disuguhi Tarian Bugil, Bung Karno Menyemprot
Amerika
Ketegasan dan keberanian Bung Karno memang patut diacungi
jempol. Kepada siapa pun, termasuk Amerika Serikat yang menjadi negara adidaya,
Bung Karno tidak Takut. Kisah berikut ini terjadi pada tahun 1955, dimana saat
itu, Bung Karno mengadakan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat.
Ketika malam acara pegelaran kesenian digelar, Bung Karno
terkejut sekaligus marah karena pada saat itu ada seorang gadis cantik
menari-nari, gadis itu membawakan tarian telanjang. Bung Karno sangat marah.
Presiden RI pertama benar-benar mengutuk pemerintah AS.
Sejak saat itu, Bung Karno semakin tidak menaruh rasa hormat
kepada Amerika. Dimata bung Karno, Amerika Serikat tidak memiliki harga diri.
Suguhan erotis itu dianggapnya sebagai representasi kerendahan Amerika Serika
dimata dunia. Tentu saja kita bangga dengan apa yang telah ditujukan Bung
Karno. Dihadapan negara adikuasa, ia tidak takut.
G. Kisah tentang Kumis Bung Karno
Begitu gandrungnya Bung Karno pada bintang Hollywood Norman
Kerry, sampai-sampai ia meniru penampilan sang pujaan. Soekarno memelihara kumis
biar mirip. Kerry punya kumis tipis melintang yang ujungnya melengkung ke atas.
Tapi kumis Bung Karno tak bisa melengkung, dan Inggit Ganarsih, istrinya
berkomentar, “ Kumismu lebih mirip Charlie Chaplin.” Kontan Soekarno berhenti
meniru pujaannya itu.
Kisah kumis Bung Karno yang meniru pujaannya itu adalah
sebuah potret tentang presiden kita yang juga terpesona dengan bintang
pujaannya.
H. Tidak Pernah Minum Alkohol
Meskipun sebagai presiden yang memiliki pergaulan
internasional yang luas, Bung Karno tidak pernah mau minum alkohol yang
disuguhkan oleh kawan-kawannya. Presiden RI itu memegang satu prinsip “ tidak
minum alkohol dimanapun dan kapan pun”.
Bung Karno diajak oleh Presiden Tito dari Yugoslavia
menghadiri acara rumah taman di night club Hotel Metropole Beograd. Saat itu,
Bung Karno hanya minta air jeruk, padahal minuman resmi ditempat itu adalah
minuman beralkohol. Bung Karno lewat kisah anti alkohol itu, mengajarkan kepada
kita tentang pentingnya memegang kuat prinsip yang kita bangun.
I. Kisah tentang Renang dan Komitmen Menempati
Janji
Saat itu, Guntur putra Bung Karno yang kebetulan ikut nonton
film tarzan di istana. Kemudian, Guntur bertanya kepada Bung Karno,” Bapak bisa
berenang tidak?” Dengan tegas Bung Karno bilang, “Ooh, itu perkara gampang!”.
Karena rasa penasaran yang begitu besar, Guntur mengajak ayahnya berenang.
Tantangan Guntur itu baru dipenuhi setahun kemudian karena
Bung Karno selalu beralasan yang macam-macam. Tantangan yang berat tentunya
bagi Bung Karno. Karena tak ada cara lain, Bung Karno akhirnya menceburkan
dirinya kedalam kolam dengan teriakan ala tarzan, “ Burrrr. … . pengawal,
pengawal……tolong, tolong.!! Bung Karno berteriak minta tolong seperti orang
yang ketakutan. Para pengawal akhirnya menolong sang Presiden. Dengan sisa
suara, Bung Karno bilang kepada guntur, “ Bapak sebetulnya tidak bisa
berenang.”
Meskipun tidak bisa berenang, tapi setidaknya Bung Karno
ingin memberikan sebuah pelajaran berharga betapa pentingnya kita bertanggung
jawab terhadap apa yang telah kita ucapkan.
J. Kebiasaan Makan dan Minum Bung Karno di
Istana
Pada pagi hari, Bung Karno selalu minum kopi. Disamping itu,
ia juga makan roti yang diolesi sedikit mentega dan gula. Sementara sore
harinya, Soekarno selalu minum teh. Selebihnya hanya minum air putih.
Bung Karno selalu berbagi dengan seluruh ajudan maupun
pegawai untuk makan bersama-sama. Disaat sarapan pagi bersama, Bung Karno
selalu menyelingi dengan diskusi-diskusi kecil seputar masalah bangsa yang
sedang dihadapi. Sehingga dengan diskusi solusi bisa ditemukan.
K. Kencing di Atas Pesawat
Dalam sebuah perjalanan pulang dari Jepang ke Jakarta, Bung
Karno bersama Hatta dan lainnya, terpaksa menumpang pesawat pengebom yang sudah
tua. Diatas pesawat, dalam kondisi berdiri, Bung Karno tiba-tiba ingin buang
air kecil. Pesawat itu tidak menyediakan kamar kecil. Karena tidak mungkin lagi
menahan air kencing, Bung Karno menemukan ide yang unik. Ia harus ke bagian
belakang pesawat untuk membuang hajat. Ketika sedang membuang hajat, angin
bertiup kencang menerbangkan air seninya keseluruh ruangan lewat lubang-lubang
bekas terjang peluru. Semua penumpang termasuk Bung Hatta, terkena siraman
kencing Bung Karno.
L. Pengangkatan Seorang Ajudan
Bung Karno memilih ajudan usai Indonesia baru merdeka,
Pemilihan ajudan memang harus dilakukan karena Bung Karno adalah presiden yang
baru ditunjuk. Ia menunjuk seorang bekas pejuang. Bung Karno memberinya pangkat
Letnan. Soekarno manggil ajudannya dan bertanya, “Sudah berapa lama engkau jadi
mayor?”, ucap Bung Karno mantap.
M. Amerika Serikat Tak Berdaya Dikerjai Bung Karno
Pemerintah AS tidak bisa menyembunyikan rasa malunya kepada
pemerintah Indonesia. AS semakin tercoreng mukanya karena tertangkapnya Allen
Pope dijadikan instrumen oleh pemerintah Indonesia guna menguak kedok AS dan
CIA. Lewat informasi yang didapatkan, terkuak rahasia keterlibatan AS dibalik
pemberontakan separatisme di Indonesia, dimana infiltrasi AS telah
mempersenjatai para pemberontak itu.
Ketika D.Dwight Eisenhower, presiden AS kala itu,
memohon-mohon kepada Bung Karno agar pilot itu dibebaskan, Bung Karno tak
mengubrisnya. Dimata Bung Karno, Allen Pope adalah aset guna menaikan posisi
tawar Indonesia yang makin dihadapan AS yang digdaya.
Ketika diundang ke AS, Bung
Karno justru dengan cerdik memainkan kartu truft-nya. Negoisasi tentang
pembebasan Allen Pope pun terus dilakukan oleh AS. Ada banyak permintaan yang
diajukan Bung Karno, dimana semua permintaan itu sangat berhubungan dengan
situasi yang memang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada waktu itu.
Bangsa Indonesia pada saat itusedang bertempur melawan Belanda untuk mereebut
Irian Barat.
Dalam membawa Indonesia menuju peradaban
gemilan, Bung Karno merasa perlu merumuskan satu paham yang memayungi rakyat
Indonesia, suatu kepentingan masyarakat banyak. Dengan paham itulah, Bung Karno
semakin percaya atas prinsipnya “Berdiridi Atas Kaki Sendiri” adalah salah satu
ideologi, semacam kekuatan, yang menggedor gedor negeri asing yang ingin
menindas, terutama AS. Pemerintah AS yangberkali-kali ingin mengelabui
Indonesia, selalu di semprot oleh Bung Karno dengan makian dan kata-kata kasar
yang sangat menukik.
N. Pengalaman
Mistik
Bung Karno adalah sosok yang suka
menyendiri, menyepi, tirakat, atau latihan spiritual (batin) dari satu tempatke
tempat laindari satu guru ke guru lain. Ditengah suasana yang sepi itula, konon
Bung Karno menemukan semacam pengalaman mistik. Kisahnya begini, pernah
suatuketika Bung Karno yang masih muda berlari kecil menulusuri jalan setapak,
menuju bukit gorong yang terletak di sebelah kanansungai penyu, cilacap Jawa
Tengah. Peristiwa ini terjadi ketika hujan mengguyur deras. Bung Karno saat itu
membawa satu amanah dari salah satu gurunya yang bernama K.H.Rifa’i bin Soleh
al-yamani (hadratul maut) asal banyuwangi jawa timur.
Kisah tersebut terjadi pada jumat legi,
tepat pada bulan maulud 1937 H. Bung Karno melakukan semacam tirakat di bukit
gorong karna didasari oleh sebuah mimpi yang dialaminya. Dalam mimpinya Bung
Karno didatangi seorang naga besar yang ingin ikut serta mendampingi hidupnya.
Naga itu mengenalkan dirinya bernama Sanca Manik kali penyu. Naga yang konon
adalah milik ibu ratu Nyi Blorong tinggal di dalam bukit gorong. Itulah
sebabnya Bung Karno mendatangi tempat itu setelah sebelumnya mendapatkan lampu
hijaudari gurunya yang mansyur, yakniK.H.Rifa’ibin Solehal-yamani (hadratul
maut).
Setelah sampai dibukit gorong yang di tempuh
dengan tidak mudah, Bung Karno melakukan kontemplasi semacam ritual yang sangat
khas. Pada saat melakukan kontemplasi itulah, Bung Karno didatangi oleh sesosok
wanita cantik yang tidaklain adalah Nyi Blorong sendiri. “Anakku sebentar lagi
kamu akan menjadi manusia yang mempunyai dua derajat sekaligus (pemimpin umat
manusia danbangsa goib yang disebut sebagai istilah atau rizaul goib). Saya
hanyabisamemberikan sebuah mustika yang manfaatnya adalah sebagai ketenangan
hatimu, keluhuran derajat, wibawa, kerezekian, serta penghasilan yang akan
mebawamu di permudah dalam segala tujuan,” kata Nyi Blorong kepada Bung Karno.
Konon mustika yang di maksut Nyi Blorong
itu berupa paku bumi, jilmaan dari seekor naga sakti, Sanca Manik, yang di
dalam mulutnya terdapat satu buah batu merah delima bulat berwarna merah putih
kristal. Dari Kisah ini, Bung Karno semakin yakin akan peran dan tanggung
jawabnya. Batu merah delima bulat berwarna merah putih kristal itu adalah
simbol dari merah putih indonesia. Bung Karno semakin yakin bahwa perjuangan
harus dimulai karna ia telah di takdirkanmenjadi pemimpin.
Kisah mitisisme Bung Karno barangkali bukan
itu saja Bung Karno selalu mengalami peristiwa-peristiwa yang tak bisa dinalar
oleh logika manusia. Tapi, Bung Karno tidak pernah menganggap dirinyasakti atau
hebat meskipun di tengah-tengah masyarakat berhembus opini bahwa presiden
pertama RI itu memiliki semacam ilmu kebatinan yangtidak di miliki kebanyakan
orang.
O. Rahasia Menjadi “Singa Prodium”
Barangkali dunia tidak akan kaget jika
bung karno disebut sebagai salah satu “Singa Prodium” yang mampu membangkitkan
semangat jutaan rakyat. Ya, Bung Karno adalah sosok yang jago dalam berpidato.
Rahasia dibalik kehebatan Bung Karno sebenarnya terletak pada kebersahajaannya
serta semangat kemanusiaannya yang kuat. Dalam pidato bung karno yang selalu
menyelipkan semangat persamaan, baik secara ekplisit maupun emplisit, menjadi
keniscayaan dan angin segar bagi rakyat
Indonesia saat itu. “Men all over the world, under the skin, is one.” Demikian
kata-kata Bung Karno yang selalu terucap hingga seluruh rakyat merasa
dibesarkan, dihargai, dan di muliakan.
P. Kebiasaan Menulis Surat untuk Sang Istri
Kebiasaan Bung Karno Menulissuratbukan
rahasia lagi. Sebagai presiden yang dipenuhi dengan tugas-tugas negara yang
mendesak dan bertumpuk-tumpuk, Bung Karno tetap memiliki kebiasaan menulis
surat sebagai wujud cinta kepada istri-istrinya. Kebiasaan menulis surat kepada
istrinya itu menjadikan Bung Karno
seebagai presiden yang begitu perhatian.
Q. Perintah Pertama Sejak di Angkat Menjadi Presiden
Setelah terpilih sebagai presiden, Bung
Karno pulang ke rumah berjalan kaki. Saat pulang dengan jalan kaki itulah, Bung
Karno memiliki kisah yang sangat menarik. “Di jalanan aku bertemu dengan tukang
sateyang berdagang di kaki lima. Paduka yang mulia presiden republik Indonesia
memanggil pedagang yang bertelanjang kaki dan mengeluarkan perintah
peleksanaanya yang pertama. Sate ayam 50 tusuk!” ujar sukarno.Jadi andai Bung Karno masih
hidup dan kita bertanya tentang perintah pertamanya sebagai presiden, dia pasti
akan menjawab, “sate ayam 50 tusuk.”
R. Kesaktian Bung Karno
Kesaktian Bung Karno pernah menjadi topik
tersendiri di kalangan masyarakat, terutama masyarakat jawa. Bung Karno juga
memiliki ksaktian yang tidaak di ketahui oleh kebanyakan orang, tapi di yakini
berasal dari pengaruh mangundiwiryo. Salah satu bukti tentang kesaktian Bung
Karno salah satunya ialah ketika ia selamat dari percobaan pembunuhan.
S. Kisah Sapu Tangan “Ajaib”
Dalam suatu resepsi di Istana Merdeka,
seorang pejabat berbisik kepada Bung Karno supaya mengambil sapu tangan kecil
warna putih yang di pakai di saku jas Menteri keuangan Jusuf Muda Dalam. Cukup
penasaran dengan sapu tangan, Bung Karno akhirnya mendekati Jusuf dan berusaha
mengambil sapu tangan berwarna putih itu dari saku jas sang menteri
keuangannya.
Sapu tangan milik Jusuf
yang di tangkap Bung Karno itu adalah celana dalam untuk boneka. Tentu saja
seluruh undangan yang ada di acara resepsi itu tertawa, termasuk Bung Karno.
T. Menyediakan Pelacur Untuk Tentara
Jepang
Karena kebuasan tentara jepang, banyak
gadis Indonesia yang diperawani, di perkosa, bahkan diperlakukan semena-mena
setelah di cabuli. Kondisi itu tentu membuat Bung Karno terenyuh. Untuk
mencegah gadis baik-baik di masukkan dalam lokalisasi tentara Jepang, Bung
Karno kemudian mengusulkan agar pelacur profesionalsaja yang di masukkan dalam
lokalisasi Jepang, bukan gadis baik-baik.
U. Sosok yang Romantis
Untuk menunjukkan sisi
romantismenya, surat-surat yang pernah di tulis Bung Karno kepada
istri-istrinya cukup menjadi bukti betapa romantisnya Bung Karno. Begitulah
cara Bung Karno menunjukkan sisi romantismenya. Bung Karno membesarkan hati orang-orang
yang di cintainya dengan sikap santun dan jantan. Tak pernah Bung Karno
merendahkan derajat istrinya, dari Siti oetari hingga Hartini, mulai dari istri
yang paling muda hingga yang usianya lebih tua darinya.
V. Memilih Perdana Menteri dengan Sebuah
Permainan Yang Unik
Pemilihan perdana menteri
harusdilakukan oleh Bun g Karno mengingat Ir.H.Djuanda yang saat itu menjabat
sebagai perdana menteri meninggal dunia karena serangan jantung. Di mata Bung
Karno, sosok yang layak menggantikan Djuanda adalah tiga orang, yakni
soebandrio (Menteri Luar Negeri), Leimena (Menteri Pangan), dan Chaerul Saleh
(Menteri Pemuda). Saat hendak memilih ketiga-tiganya, Bung Karno member mereka
bertiga masing-masing tiga batang korek api. Cara permainannya, batang korek
utuh merupakan symbol soebandrio, setengah batang tanpa pentolan menjadi
lambing Leimena, dan setengah batang dengan pentolan mewakili Chaerul. Bung
Karno meminta, masing-masing memilih satu saja untuk di masukkan ke dalam
kantong. Saat memasukkan korek ke kantong,tangan harus menggenggam supaya tidak
di ketahui yang lain. Pemilihanpun dimulai. Setelah itu Bung Karno menumpahkan
isi kantong itu secara blak-blakan. Hasil suara masih imbang. Karena keadaannya
demikian, para menteri itu kemudian memilih secara terbuka. Leimena kemudian
mengusulkan kepada Bung Karno agar Soebandrio saja yang menjabat sebagai
Perdana Menteri. Namun Soebandrio mengatakan sebaiknya Bung Karno saja yang
merangkap jabatan, sebagai presiden sekaligus sebagai Perdana Menteri. Bung
Karno akhirnya setuju dengan ide itu.
W. Beli BH di Amerika
Cerita ini terjadi ketika Bung Karno
mengunjungi Amerika Serikat untuk yang pertama kalinya. Yang menarik dari kisah
ini ialah cara bung karno memilihkan BH di took yang ramai itu. Saat berada di
took untuk belanja, Bung Karno ditemani oleh nyonya Eric Johnson, Istri dari
raja hollywod.
Karena Bung Karno menyebut “mangku
daging”, maka pramuniaga yang ada di took itu mengambilkan beberapa buah. Bung
Karno lupa ukuran BH istrinya. Maka Bung Karno meminta Nyonya Johnson memanggil
semua pramuniaga wanita di took itu. Saat itulah Bung Karno memperhatikan buah
dada pramuniaga itu dengan cermat.
“Kemudian aku menunjuk seorang wanita lalu
mengatakan, ya! Engkau pas sekali. Aku akan membeli BH sesuai ukuranmu” ujar
Bung Karno. Wanita yang di tunjuk itu memang cocok ukuran BH nya dengan istri
Bung Karno.
X. Kisah Bung Karno Sebagai Reinkarnasi
Dewa Wisnu
Karena Bung Karno adalah keturunan orang bali
(dari Ibunya, Ayu Nyoman Rai), kepercayaan bahwa dia adalah “Manusia Setengah
Dewa” begitu kuat. Kepercayaan masyarakat Bali bahwa Bung Karno adalah titisan
Dewa yang menjadi reinkarnasi dari Wisnu, tak bisa dipungkiri karena selain dia
adalah keturunan orang bali Bung Karno sejak kecil memang gemar dengan hal-hal
yang berbau mistik. Sampai Bung Karno wafat, masyarakat Bali masih percaya
bahwa presiden RI pertama itu masih hidup. Ya, dimata mereka Bung Karno tidak
mati.
Bagi masyarakat Bali,
kesaktian Bung Karno itu adalah kenyataan yang tak bisa di bantah. Pernah suatu
ketika mereka melihat Bung Karno berjalan diantara rinai hujan tanpa basah
sedikitpun. Fakta itu membuat masyarakat Bali tidak segan menyebut Bung Karno
sebagai sosok setengah Dewa.
Y. Kisah Bung Karno dan Sudiyo di Istana
Saat presiden menikmati suasana halaman
istana yang segar, salah seorang anggota detasemen pengawal pribadi tiba-tiba
keluar dari dapur istana. Sudiyo memegang sejumlah potongan roti. Sambil
berjalan, Sudiyo menghitung-hitung roti itu. Saat Berpapasan dengan Bung Karno,
Sudiyo terlihat masih sibuk dengan makanan yang dibawa itu. Sampai-sampai, Bung
Karno tidak di perhatikan. Melihat kelakuan aneh Sudiyo itu, Bung Karno hanya
tersenyum.
Suatu ketika, terkuaklah alasan kenapa
Sudiyo berkelakuan aneh. Menurut pengakuannya, ia mengira orang yang ia sapa
dengan bahasa belanda itu adalah Ven Der Bijl, orang belanda yang kebetulan
bertugas di istana. Sudiyo sungguh menyesal telah melakukan itu. Namun, ia
salut kepada sang presiden yang berjiwa besar, penuh canda, dan tidak
sewenang-wenang kepada bawahannya.
Z. Bung Karno Memergoki Polisi di Atas
Pohon Sawo
Pada suatu hari, Bung Karno jalan-jalan
kehalaman istana. Saat itulah, ia memergoki seorang anggota polisi pengawal
pribadi sedang berada di atas pohon sawo. Kepada polisi lain yang ada di
dekatnya Bung Karno berkata “itu buah sawonya kok tambah?”.
Mendengar presiden bertanya begitu, sontak
anggota pengawal yang diajak bicara itu tertawa lepas. Sementara itu, polisi
yang ada di atas pohon pun ikut tertawa, meski rasa takutnya tak bisa di
sembunyikan
Bab 6
Penutup
Bung Karno lebih dari sekedar dari bapak
bangsa. Ia adalah proklamator sekaligus pahlawan yang jasa-jasanya bagi bangsa
dan Negara ini tak mungkin di lupakan. Apa yang di tulis dalam buku ini
hanyalah sekilas tentang perjuangan sosok asal jawa timur itu. Menghormati
jasa-jasa Bung Karno, juga pahlawan-pahlawan bangsa lainnya merupakan sebentuk
cinta di satu sisi dan merupakan bukti kita adalah bangsa yang besar dan
terhormat
Di Indonesia, sakralisasi terhadap
pahlawan memang tidak ada. Dalam konteks ini, kita bisa sedikit memberi
penilaian bahwa masyarakat kita sudah maju dan modern. Posisi pahlawan di
negeri ini seperti angin berlalu. Mudah di lupakan.
Dengan menyimak kembali jejak perjuangan
Bung Karno, di mana ada sisi lain yang barang kali tidak banyak diketahui,
sebagaimana telah ditulis dalam buku ini dapat menambah apresiasi atau
penghormatan kita kepadanya.
PENUTUP
Demikian hasil rangkuman buku “Soekarno
Bapak Bangsa” dari kelompok kami , kelas XII IPA 1. Dengan adanya rangkuman ini
semoga pembaca lebih bisa menghargai jasa-jasa para pahlawan yang selama ini
memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia.
Semoga rangkuman ini dapat menambah
wawasan setiap pembaca serta dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam rangkuman yang kami buat ini, kami
mohon maaf.
Wassalamualaikum
wr. Wb.
Magetan, 14 November 2013
Penyusun
0 komentar:
Posting Komentar