TUGAS
KARYA TULIS ILMIAH
BAHASA
INDONESIA
Disusun
oleh:
Nama : Friendy Aji P
No : 13
Kelas : X1-A1
SMA
NEGERI 2 MAGETAN
TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
Tema : Lingkungan Hidup
Topik : Reboisasi sebagai Pencegah Krisis Air
Bersih
Kerangka Topik :
1. Langkah-langkah
mencegah krisis air bersih
a. Konservasi
secara agronomis
1) Tanaman
penutup tanah
2) Penggunaan
mulsa
3) Penghutanan
kembali (reboisasi)
b. Konservasi
secara mekanis
1) Teras
guludan
2) Teras
bangku atau tangga
3) Rorak
4) Embung
5) Mulsa
6) Dam
parit
c. Konservasi
secara kimiawi
2. Reboisasi
sebagai langkah utama mencegah krisis air bersih
Kerangka
Artikel :
I.
Pendahuluan
A.
Latar
belakang
1.
Saat ini banyak terjadi pencemaran
air.
2.
Ketersediaan air tanah harus
dijaga.
B.
Batasan
Masalah
1.
Apa langkah yang harus diambil
untuk mencegah krisis air bersih?
2.
Apakah reboisasi merupakan langkah
yang tepat untuk mencegah krisis air
bersih?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui langkah yang harus
diambil untuk mencegah krisis air bersih.
2.
Untuk mengetahui apakah reboisasi
merupakan langkah yang tepat untuk mencegah krisis air bersih.
II.
Isi/Pembahasan
A.
Langkah
untuk Mencegah Krisis Air Bersih
1.
Konservasi
secara Agronomis
a.
Tanaman
penutup tanah
b.
Penggunaan
mulsa
c.
Penghutanan
kembali (reboisasi)
2.
Konservasi
secara Mekanis
a.
Teras
guludan
b.
Teras
bangku atau tangga
c.
Rorak
d.
Embung
e.
Mulsa
f.
Dam
parit
3.
Konservasi
secara Kimiawi
B.
Reboisasi
sebagai Pencegah Krisis Air
III.
Penutup
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Daftar Pustaka
Apakah
reboisasi dapat mencegah krisis air bersih?
Tema : Lingkungan Hidup
Topik : Reboisasi sebagai Pencegah Krisis Air
Bersih
I.
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Air merupakan bagian
terpenting dalam siklus kehidupan manusia. Tanpa air, manusia tidak dapat
bertahan hidup. Manusia dapat bertahan dua sampai tiga minggu tanpa makanan,
namun tidak dapat bertahan hidup tanpa minum selama dua sampai tigahari. Air
meliputi air danau, sungai, lautan, dan air tanah. Kemanfaatan terbesar dari
danau, sungai, lautan, dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku
air minum, bahkan berpotensi sebagai objek wisata. Namun, pada saat ini banyak
terjadi pencemaran air. Pencemaran air merupakan perubahan keadaan air akibat
aktivitas manusia. Pencemaran air yang sangat memprihatinkan jika terjadi pada
air tanah yang merupakan sumber air yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air
tanah mempunyai peranan dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku
air.
Oleh karena itu sudah
seharusnya kita sebagai manusia untuk menjaga keseimbangan dan ketersediaan
air. Ketersediaan air tanah dapat dijaga dengan langkah konservasi air.
Konservasi air tersebut dapat dilakukan dengan melakukan suatu usaha penanaman
hutan kembali atau yang biasa disebut reboisasi. Reboisasi sangat penting untuk
dilakukan karena semakin menipisnya jumlah air terutama air tanah. Karena
jumlahnya yang semakin menipis, maka penulis kali ini mengangkat judul
Reboisasi sebagai Pencegah Krisis Air Tanah.
B. Batasan Masalah
Ada
banyak masalah yang mempengaruhi krisis air tanah. Dalam karya ilmiah ini
permasalahan yang akan dimunculkan sebagai berikut :
1.
Apa langkah yang harus diambil untuk mencegah
krisis air bersih?
2.
Apakah reboisasi merupakan langkah yang
tepat untuk mencegah krisis air bersih?
C. Tujuan Penulisan
Berpijak
pada batasan masalah, artikel ini disusun dengan tujuan :
1.
Untuk mengetahui langkah yang harus
diambil untuk mencegah krisis air bersih.
2.
Untuk mengetahui apakah reboisasi merupakan
langkah yang tepat untuk mencegah krisis air bersih.
II.
Isi/Pembahasan
A. Langkah untuk Mencegah Krisis Air
Bersih
Akhir-akhir ini
pemanfaatan air tanah meningkat dengan cepat dari tahun ke tahun, bahkan di
beberapa tempat tingkatan eksploitasinya sudah sampai tingkat yang
membahayakan. Maka dari itu, air tanah harus tetap dijaga dan dilestarikan
keberadaannya. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam
rangka pelestarian air tanah. Namun banyak masyarakat belum menyadari akan hal
tersebut. Banyak sebagian dari masyarakat yang hanya mengambil daya guna air
namun tidak memikirkan ataupun menjaga kemurnian air tanah. Apabila air tanah
tidak dilestarikan dapat menyebabkan pencemaran dan bahkan akan berujung pada
krisis air tanah.
Fenomena alam adalah
termasuk penyebab terjadi pencemaran alam, namun fenomena alam tidak dapat
disalahkan. Tidak hanya karena fenomena alam air menjadi tercemar, namun karena
ulah dari manusia yang ceroboh dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitar
terutama air. Seperti membuang limbah rumah tangga dan limbah industri di
sungai. Sebagai contoh air sungai yang tercemar yaitu pada aliran sungai
Cengkareng. Warna air dari sungai tersebut menjadi hitam pekat yang menunjukkan
bahwa air sungai tersebut telah tercemar. Di sini sebenarnya sudah dapat
diindikasi kalau sungai-sungai sudah tercemar limbah. Begitu juga dengan air
tanah di sekitarnya. Apabila air tanah mulai tercemar, ketersediaan air mulai
menipis. Apabila tidak segera ditanggulangi, masalah air tanah akan menjadi bom
waktu yang akan menyengsarakan banyak orang. Pemerintah harus segera mengambil
langkah untuk menanggulangi krisis air tersebut. Masyarakat pun juga harus ikut
berpartisipasi dalam penanggulangan krisis air tanah tersebut. Untuk
menanggulangi krisis air bersih, maka perlu dilakukan konservasi air.
Konservasi air dapat dilakukan dengan:
1. Konservasi secara Agronomis
Merupakan
metode yang dalam pengelolaan lahan menggunakan tanaman sebagai media
konservasi tanah. Tanah yang terdapat akar-akar tanaman berfungsi mengikat dan
menyimpan air sebagai air tanah atau cadangan air saat musim kemarau.sehingga
dapat mengurangi aliran permukaan.
a. Tanaman penutup tanah adalah
tanaman yang memang sengaja ditanam untuk melindungi tanah dari erosi, menambah
bahan organik tanah, dan sekaligus meningkatkan produktivitas tanah. Sehingga
dapat menjadi penyeimbang air yang tersedia di dalam tanah.
b. Penggunaan mulsa adalah
dengan menggunakan sisa-sisa tanaman (crop residues) yang ditebarkan diatas
permukaan tanah, sehingga dapat menghambat laju air di permukaan tanah.
c. Penghutanan kembali (reboisasi) merupakan
cara yang cocok untuk menurunkan erosi dan aliran permukaan, terutama jika
dilakukan pada bagian hulu daerah tangkapan air untuk mengatur banjir.
2. Konservasi secara Mekanis
Merupakan
metode pengelolaan yang menggunakan tanah dan batu dalam konservasi tanah.
Sehingga air yang ditutup oleh tanah dan batu dapat memperlambat aliran air ke
permukaan dan menyimpannya dalam tanah. Pada metode ini tanaman juga berperan
dalam konservasi tanah..
Macam-macam
teknik secara mekanik yaitu :
a. Teras guludan yaitu
barisan guludan yang dilengkapi rumput penguat guludan dan saluran air di
bagian lereng atas. Guludan adalah tumpukan tanah yang dibuat memanjang menurut
arah garis kontur atau memotong lereng. Dapat diterapkan pada tanah dengan
infiltrasi/permeabilitas tinggi dan tanah-tanah agak dangkal dengan lereng
10-30%.
b. Teras bangku atau tangga dibuat
dengan memotong lereng dan meratakan tanah sehingga membentuk deretan
tangga/bangku dengan jenis datar (lahan bidang tanahnya datar), miring ke luar
(bidang tanahnya miring ke arah lereng asli), miring ke dalam (bidang tanahnya
miring ke arah berlawanan lereng aslinya), dan irigasi (biasanya diterapkan
pada lahan sawah, karena terdapat tanggul penahan air).
c. Rorak adalah
lubang atau penampang yang dibuat memotong lereng yang berfungsi untuk
menampung dan meresapkan air aliran permukaan.
d. Embung adalah
bangunan penampung air yang berfungsi sebagai pemanen limpasan air permukaan
dan air hujan. Bermanfaat untuk menyediakan air pada musim kemarau.
e. Mulsa adalah
bahan-bahan (sisa-sisa panen, plastik, dan lain-lain) yang disebar atau
digunakan untuk menutup permukaan tanah.
f. Dam parit adalah
cara mengumpulkan atau membendung aliran air pada suatu parit dengan tujuan
untuk menampung aliran air permukaan, sehingga dapat digunakan untuk mengairi
lahan di sekitarnya.
3. Konservasi secara Kimiawi
Merupakan
metode pengelolaan yang memanfaatkan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap
tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten
terhadap erosi dan dapat menyimpan air tanah dengan cukup baik. Bahan kimia
sebagai soil conditioner mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap
stabilitas agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut
tahan terhadap mikroba tanah.
B. Reboisasi sebagai Pencegah Krisis
Air
Penelitian
ini difokuskan pada salah satu langkah yang ada pada konservasi secara
agronomis, yaitu reboisasi atau penanaman hutan kembali yang akan mengembalikan
fungsi hutan. Karena hutan mempunyai peran yang sangat penting dalam
ketersediaan air tanah. Reboisasi merupakan cara yang cocok untuk menurunkan
erosi dan aliran permukaan, terutama jika dilakukan pada bagian hulu daerah
tangkapan air.
Reboisasi
merupakan langkah yang tepat untuk mencegah krisis air bersih. Itu karena
tumbuhan dapat menampung dan mengunci air bersih di dalam tanah. Dalam usaha
konservasi, tanaman yang dipilih mempunyai beberapa persyaratan, antara lain:
mempunyai system perakaran yang kuat, dalam, dan luas, sehingga membentuk
jaringan akar yang rapat, pertumbuhannya cepat, sehingga mampu menutup tanah
dalam waktu singkat, mempunyai nilai ekonomis, baik kayunya maupun hasil
sampingnya, dan dapat memperbaiki kualitas atau kesuburan tanah.
III.
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas, maka dapat ditarik disimpulkan sebagai berikut:
1.
Langkah yang harus diambil untuk mencegah
krisis air bersih adalah dengan konservasi air, baik dengan konservasi secara
agronomis, mekanik, dan kimiawi.
2.
Reboisasi adalah langkah yang tepat
untuk mencegah krisis air bersih.
B. Saran
Adapun
saran yang dapat saya sampaikan adalah:
1.
Perlu adanya sosialisasi tentang
konservasi air dari pemerintah.
2.
Pemerintah hendaknya mengatasi
pencemaran air dengan segera sebelum terjadi krisis air bersih.
3.
Perlu adanya kerjasama antara pemerintah
dan masyarakat dalam mengatasi pencemaran air tanah.
Daftar pustaka
Bahtiar, Ayi. 2007.
Pemberdayaan Masyarakat Tentang Konservasi Air Tanah.
Bandung: Universitas
Padjadjaran
Ghazali,
M. Bahri. 2001. Lingkungan Hidup Dalam Pemahaman Islam. Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya
HM,
Afif. 2006. Karya Tulis Ilmiah Siswa Madrasah Aliyah. Jakarta: Balai
Penelitian dan
Pengembangan Agama
Rismunandar.
1993. Air Fungsi dan Kegunaannya Bagi Pertanian. Bandung: Sinar
Baru Algesindo
Soemarwoto,
Otto. 1998. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Bandung: Djambatan
Suripin.
2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: ANDI
Wijaya,
Sastri, A. Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT Rineka
Cipta
http:
www.wikipedia.org. Pencemaran
numpang ngintip bosss
BalasHapus